Penemuan
fosil di sangiran sudah diketahui dunia sejak akhir abad ke-19. Sejak saat itu,
para peneliti nusantara maupun dari berbagai nelahan bumi lain silih berganti
datag ke tempat ini. Warga sangiran dengan terbuka menjadi tuan rumah bagi
mereka. Bahkan mereka menjadi mata tombak bagi setiap tahap awal penelitian :
menemukan atau menunjukan lokasi tempat fosil ditemukan. Tenaga mereka menjadi
tumpuan dalam ekskavasi. Hubungan harmonis warga dan peneliti terus tumbuh dari
penggalian ke penggalian dan dari generasi ke generasi, bersama-sama mereka
menemukan dan menapaki jejak evolusi manusia di sangiran.
Museum
Manyarejo dipersembahkan untuk warga sangiran dan para peneliti yang pernah
dating kemari. Museum ini menyajikan kenangan penanda kebersamaan dan kedekatan
mereka. Ibarat rumah sekaligus ruang temu ‘abadi’ bagi keduanya. Diruang ini,
dihadirkan buah dari kolaborasi berbagai disiplin ilmu yang telah berkiprah
sejak awal Babad Tanah Sangiran hinga hari ini.
Museum
Manyarejo terletak di Desa Manyarejo Kecamatan Plupuh Kabupaten Sragen. Museum
ini baru diresmikan pada tanggal 05 November 2014 oleh Direktur Jendral
Kebudayaan Bapak Prof. Dr. Kacung Marijan, MA. Sehingga menjadikan desa ini
sebagai salah satu Desa Wisata Situs Manusia Purba.
Dimuseum
Manyarejo kalian akan menemukan benda buat ekskavasi sangiran seperti : cetok,
kuas, skop, anyakan, ember, cangkul, meteran, timbangan dan lain-lain. Disana
juga ditampilkan tentang cerita Babad Bumi Sangiran dan Legenda Buto. Dan area
luar ada bekas penggalian dalam mencari jejak purba. Di area itu masih menempel
fragmen tulang rusuk dan panggul gajah dan tengkorak banteng.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar